Nyaman
itu lebih berbahaya daripada cinta.
Kata temen gue kayak gitu.
What? Rasanya, tidak sependapat.
Dan sepertinya konsep ini juga yang dipahami beberapa orang, yang menjadikan gue tempat sampah mereka, membuang keluh dan resah mereka. Tentang apalagi kalau bukan masalah hati.
Mulanya,
mereka bilang kalau orang yang mereka cintai itu berbeda dengan orang yang
mereka rasa nyaman. Rasa sayangnya beda. Kalau ke orang yang lo cinta, elo rela
lakuin apapun buat dia meski itu ga menguntungkan buat lo. Tapi kalo ke orang
yang lo rasa nyaman, elo bisa jadi diri sendiri. Elo selalu merasa ingin
sempurna ketika berhadapan dengan orang yang lo cintai, tapi di sisi
berseberangan lo ga takut memperlihatkan kelemahan lo di depan orang yang lo
rasa nyaman. Yah, intinya beda aja antara kedua perasaan itu. Oke. Gue menahan
percik ingin membantah: Awas. Bisa saja menjebak.
Tapi
gue ingin melihat babak selanjutnya.
Dan akhirnya?
Mereka
jatuh cinta pada orang yang mereka rasa nyaman. Bahkan, rasanya lebih dalam.
Geeezzz.
Kata
– kata menjadi sekedar prasasti, ketika perasaan akhirnya menjadi jawara. Gue terkesima
dengan runtuhnya prinsip mereka, hanya karena sejumput rasa bagai dibuai yang
disebut nyaman. Plis, guys. Karena itu kenapa tidak hati – hati sejak semula?
Sejak semua berawal dari mengkotak – kotakkan seseorang ke dalam kasta ‘orang
yang dicintai’ dan ‘orang yang membuat nyaman’? Kenapa?
Hingga
akhirnya gue ragu dengan konsep ‘cinta’ yang mereka kobarkan. Kenapa bisa ada
nyaman dan cinta? Kenapa tak bisa nyaman dengan orang yang dicintai? Mungkin itu
bukan cinta. Hanya semu keterikatan. Entah gue bacot apa, tapi gue yakin kasta
yang mereka maksud itu bukan ‘cinta’.
Belum
cinta kalau belum menerima dia apa adanya. Itu namanya nafsu.
Belum
cinta kalau selalu berharap dia bisa bikin lo bahagia. Itu namanya ego.
Belum
cinta kalau ada orang lain yang masih bisa mengisi ruang hati lo yang lain. Itu
namanya khianat.
Cih.
Gue ngomong apa. Hahaha yaudah lah yaa.. Gue doain, kita semua bertemu, bahagia,
bersama, dengan cinta sejati kita. Jiaaahhhh..
8
April 2015. 11.28.
Lampu
perpus mulai dimatiin, isyarat mengusir secara halus.