Rabu, 02 April 2014

Singgasana Para Tuan

Kau katakan padaku.
Dengan raut muka yang usang.
Dengan bibir bergetar yang malang.
Kata kau, kau kuat, sanggup, dan bertahan.
Tapi kata ku, kau rapuh, lemah, dan sekarat.

Begitulah fatamorgana.
Terlena sudah kau pada agungnya kursi yang kau duduki kini.
Tanpa tahu bahwa sesungguhnya kau telah nyaris tak bernyawa.
Dunia ini hanya sementara.
Tapi kau dengan sial ingin hidup selamanya.




Apa memang kau si raja dusta ?
Atau bos dari para pemboikot ?
Dan memutuskan secara sepihak,
Bahwa aku salah satu korbanmu yang bergelimpang ?
Lalu dengan malangnya ternyata aku menyimpan sayang.
Padamu yang kini semakin pudar.

Tuhan, tuhan, tuhan.
Kau, bukan Tuhan.
Kau, tidak mengenal Tuhan.
Kau, menyedihkan bagi Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar