Hai, lama tak berkoar – koar.
Aih ini adalah postingan pertama
saya di taun 2015. Jadi, selamat tahun baru semuaa #extremelatepost
Nah, berhubung ini taun baru,
pastinya ingin suasana baru kan pas baca postingan saya. Jadi, saya mau ganti
sudut pandang orang pertama yang biasanya pake ‘saya’, mau transisi ke arah
yang lebih gahol-able yakni ‘gue’. Semoga terbiasa yaa hehehe
#GUEmodeON
Sekarang, gue udah memasuki
kuliah semester 6 guys. Anjrit lah gak kerasa padahal berasa baru kemaren beres
semester 5. Hehehe
Yah, setelah sebelum – sebelumnya
gua cuma denger kisah horror tentang sebuah mata kuliah dari para senior,
akhirnya di semester ini gue ngambil mata kuliah itu. Sebut saja namanya
Fiskom. Bukan Fisi Misi Komunikasi, apalagi Fisiologi Komplotan. Tapi Fiskom
itu adalah Fisika Komputasi. *mana jeritannya kawan –kawan ?*
Mata kuliah horror.
Seenggaknya buat spesies kayak
gue. Karena dosen yang ngajar bilang kalau Fiskom yang terhormat ini dibutuhkan
di segala bidang pekerjaan. Si dosen ini emang hiperbola banget. Gue sebagai
orang yang bercita- cita sebagai ibu rumah tangga, seketika meragukan keharusan
untuk menguasai Fiskom ini. Entar bukannya ngurusin anak, malah ngasuh Lepi dan
Kompi.
Tapi karena ini mata kuliah
wajib, yang berkat perjuangan luar biasa ibu gue untuk bayaran kuliah semester
ini, sehingga gue bisa ambil itu matkul (Ibu, entah aku harus berterima kasih
atau berhujat), maka gue bertekad untuk sanggup melalui matkul ini dengan nilai
A. hehehe
Tapi, tekad yang kuat pasti
dihadang rintangan berat juga.
Seriusan, baru pertemuan ke 4,
tubuh serasa ga berjiwa. Kita dikasih tugas buat bikin coding dari 3 fenomena fisika dan dibuatnya di software programming
kayak Matlab dan Python. Dan pas menuju hari – hari pengumpulan tugas, gue
pengen install Matlab dan Python di Netbook gue. Maka, konflik batin pun
dimulai.
Kenalkan, netbook mungil gue,
yang udah 2 taun lebih jadi piaraan kesayangan gue. Warnanya biru sendu,
layarnya udah pecah sekali, harddisknya gampang kegeser, dan kabel flexinya
udah gereget banget minta diselamatkan (karena udah nongol2 dari badan si
Netbook). Buat spesifikasinya, ga usah gue sebutin karena pasti ga ada yang
berminat. Yang jelas, gue bertekad untuk jadi orang hebat dengan bantuan dari
Tuhan, orang tua, kawan – kawan, dan netbook ini. Netbook ini dibelikan ibu gue
sebagai pusaka yang akan menemani perjuangan gue selama kuliah. Jadi wasiat
banget deh ini netbook.
Tapi, alih – alih digunakan untuk
kepentingan kuliah, harddisknya sebagian besar malah diisi dengan film, poto2
alay, lagu – lagu jadul, dan lain – lain. Bahan kuliah mah, paling cuma sebagai
pelengkap sandiwara doang. Hehehehe
*Kok malah jadi bahas netbook ya
-_-*
Jadi intinya, netbook gue ini
suka kejang – kejang kalo kebanyakan ngeinstall program. Apa ya istilahnya,
nge-hang. Pokoknya kalau lagi nge-hang, ini netbook pasti bikin hang over. Pusing. Nah, berhubung gue
mesti ngeinstall Matlab dan Python di netbook, maka gue harus uninstall
software – software lain.
Sial.
Software di netbook gue,
kebanyakan berupa software desain kayak photoshop, Corel Draw, Sketch Up,
InDesign, dan sekarang malahan gue lagi nyari crack-an Lectra Kaledo. Hehehe,
sengaja banyakin software macam begitu. Software – software inilah yang
menemani di kala gue merasa terpuruk saat mengerjakan tugas kuliah (dan nyaris
selalu terpuruk). Karena sejak gue memutuskan masuk Fisika demi Ibu gue, gue
bertekad bakal jadi satu – satunya jebolan Fisika yang mengubah dunia
(setidaknya dunia gue sendiri. Hehehe) karena kemampuan desainnya. Aminkan tolong.
Kebayang kan betapa berharganya
software – software itu buat gue? Dan akhirnya Photoshop ama Sketch Up gue
uninstall demi pindah ke lain hati. Aaaaaaaakkk
Tapi setelah gue install Matlab
dan Python, dan menyadari bahwa kedua makhluk itu sama sekali tidak friendly
sama gue, *atau gue yang ga bisa pedekate?* maka gue frustasi. Guys, bayangkan!
Gue mengusir software kesayangan gue demi mendekati software – software yang
begitu dingin dan gak bisa nge-blend sama kepribadian gueee! Mati aja udah,
matilah kaaauuuu
Hingga akhirnya Judgement day tiba. Beruntung Fiskom hari ini Cuma 50 menit. Ivan
dengan jumawanya maju ke depan mencas-cis-cuskan program dia yang buat gue ‘it’s so complicated’. Sukses, dia sukses
bikin gue melongo, putus asa, dan jiwa serta pikiran gue udah ga berada pada
tempatnya lagi, menerawang bahwa hidup ini terasa begitu sulit, hanya karena
gue menginstall software yang ga gue banget.
Yang gue inget dari kuliah Fiskom
hari ini cuma pas dosennya bilang,
“Kalian jangan anggap tugas ini
sebagai kewajiban, kalian harus ngejar ‘bisa’ kalau mau maju.”
Hahaha.. iya pak, BISA kok, BISA
MENUNAIKAN KEWAJIBAN. Huhuhuhuuu #SADbutTRUE
Yah inilah sekelumit dari kisah –
kisah dramatis gue dalam dunia mahanya para siswa. Gue selalu bahagia dengan
ke-frustasi-an ini. Mungkin ini letak dinamikanya ya. (Gue mencoba menghibur
diri guuyyss, hiks). Tolong doakan saja temanmu ini, sedang merintis juang
dalam remang yang tak nampak ujungnya.
-27 Februari 2015-