Kamis, 13 Februari 2014

IBU

Ibu
Aku sungguh tidak tahu sebelumnya
Bahwa masa ini begitu menempa hati

Aku mendengar deru pesawat terbang
Di langit sana
Dan jauh lebih tinggi dari itu
Ayah tengah melihat kita

Ibu
Aku sungguh ingin tahu
Apa inginmu tentang aku
Apa yang bisa menyenangkanmu
Karena aku sungguh tidak tahu sebelumnya
Bahwa masa ini begitu menguras hati

Ibu
Aku sungguh ingin mati
Karena ketidaktahuanku
Dengan apa yang mesti aku teguhkan detik ini
Kau yang beranjak renta
Tapi buah hatimu ini masih buta

Ibu
Kepala ini teriris
Ketika aku memikirkan hal-hal yang tidak aku sukai
Mata ini tersayat
Ketika aku melihat hal-hal yang tidak aku kasihi
Telinga ini terkikis
Ketika aku mendengar hal-hal yang tidak aku kehendaki
Diri ini perlahan mati
Ketika aku memasuki hal-hal yang memuakkan hati

Diriku sendiri. Ibu, kau tahu siapa aku
Ibu
Tak sudi aku mati
Jika bukan sebagai diriku sendiri

06 Januari 2014
19.25 WIB

  

Senin, 10 Februari 2014

Duo Maut


Kang Windo - Kang Wardhon - aku (maksain)

Tulisan ini dibuat karena request dari duo maut Windo-Wardhon. Mereka minta aku nulis tentang mereka menurut pandangan aku. Nah loh! Terserah aku kan yaaa.. hahahaha

By the way , oke aku ceritakan terlebih dahulu siapa mereka ini.

Karena NPM nya duluan kang Windo, yaudah tentang kang Windo dulu aja yaa..

Nama lengkapnya R. Herwindo W.P.. R nya Raden, W nya Wijosena, P nya Putra. Anak pertama dari dua bersaudara. Dan memiliki darah biru (kata Winna) karena kebanyakan makan oreo. *ganyambung.

Dia adalah senior di jurusan sekaligus di Caldera. Gimana ya mendeskripsikan orang ini ? Pokoknya beliau ini gimbal. Dulunya tapi. Sekarang rambutnya normal kayak makhluk hidup kebanyakan. Orangnya kuruuuuus banget. Beliau ini orang yang menginspirasiku untuk memikirkan teknik donor lemak, karena dia adalah resipien yang sangat membutuhkan lemak.

Pertama kali kenal kang Windo dari mabim di jurusan. Ngeri. Orangnya nyantai tapi tiba-tiba meledak aja. Makin kenal dia setelah masuk Caldera. Dan makin kaget, karena ternyata dia lebih dari sekedar nyantai-kemudian-meledak. Dia salah satu penyanyi kagetan yang suaranya keren menurut aku. Suaranya tuh serak-serak somplak. Pokoknya kalau kang Windo udah duet sama gitar yang dimainin sama kang Wahyu STYP, udah deh. Ancur sekre. Hehehe. Pengen deh suatu saat ketika aku tampil di depan banyak orang, duet sama kang Windo. Dan dia paling ganteng kalo udah nyanyi. Lagu apapun.  

Kang Windo adalah orang yang paling ‘nyair’ di sekre. Kata-katanya kebanyakan adalah puisi. Tiada hari tanpa bikin tweet dengan puisi. Tiada waktu tanpa merayu kang Yangqi dengan puisi. Puitis banget, dan jujur aku suka susah mengerti makna puisi kang Windo. Udah EYD banget lah puisinya. Tau kan EYD apa? Ejaan Yang Di-windo-kan. Hehehee

Pas bareng dia di lapangan, bingung menyikapi dia yang seakan tiba-tiba berkepribadian ganda. Kadang lawak banget, terus tiba-tiba puitis dan bijaksana. Dan sialnya, sikap aku ga pernah satu frekuensi sama dia. Kalau aku lawak, dia nanggepin puitis. Kalau aku puitis, dia ngamuk karena merasa tersaingi. Wkwkwkwk 
Aku ga punya pengalaman khusus dengan kang Windo. Hal yang paling aku inget tentang dia ada dua : Rambut gimbal dan sundut rokok. 
Inilah kang Windo J
 jaman masih 'marleyisme'
versi tobat 

Residivis  selanjutnya adalah bang Wardhon. Nama lengkapnya Yangqi T.S.R. Wardhono. T.S.R. bukan kepanjangan dari Tuna Susila Rahasia kok. Tapi kepanjangan dari Tri Subar Rizki. Dia anak ketiga dari 4 bersaudara. Dulunya kribo. Sekarang kriting. Hehehe

Sama kayak kang Windo, aku kenal kang Yangqi dari mabim di jurusan. Dia dan kang Windo adalah salah dua orang yang telah membuat nangis koordinator angkatan aku. Kang Yangqi juga senior di Caldera, dan dia ngebet banget untuk cepet-cepet lulus biar jadi Anggota Istimewa (anggota penuh Caldera yang udah lulus).

Pas aku masih anggota muda Caldera, kang Yangqi cukup jarang ke sekre karena sering kuliah lapangan gitu. Sekalinya ke sekre, dieeeem aja. Tapi kebetulan beliau semester kemarin ngambil Fisika Matematika II dan sekelas sama aku. Dari sekelas inilah, aku memahami bahwa selama ini aku telah tertipu. Kejaimannya selama ini ternyata untuk menutupi kekecretan dia yang sesungguhnya! Di kelas, dia cukup membawa bad influence ke anak-anak lainnya. Sehingga kita jadi saling menyukai sesama jenis. Boong deng. 

Kang Yangqi ini orangnya berprospek untuk jadi tukang poto keliling atau pemilik warteg. Jago banget masak soalnya, dan suka fotografi pula. Pengalaman mengatakan bahwa kang Yangqi berada dalam kondisi terbaiknya saat memasak. Kalo di sekre biasanya mendzalimi orang, tapi pas dia masak, aduh baiiiikkkk banget. Aku ngerasa kang Yangqi bermartabat tuh kalo lagi masak. Sopan banget, kalem banget, ganteng banget, top banget. Dan sejauh ini, apa yang dia masak ga pernah bikin kecewa perut aku. Kalo kang Windo gantengnya pas nyanyi, kang Yangqi ganteng banget kalo lagi masak.
Kang Yangqi suka banget melihara naga, terus ditandingin ama naga-naga lain di Dragon City -___- main dota juga dia itu fanatik banget. Kasian calon istrinya kelak, siap-siap dikasih mas kawin selusin kopi. Buat nemenin begadang main dota. Hih.

Pengalaman aku yang asik sama kang Yangqi ada dua. Pertama pas kita jadi rekan seperjuangan dalam sebuah proyek yang banget penting bernama “Middle exam” alias UTS Fismat. Yaaa saat itu kita cukup kooperatif lah yaa meski aku pikir kalau aku lebih sering ‘berinvestasi’ di proyek ini. Kedua pas PLDC XIII kita plus Winna jadi TimPur alias Tim Dapur. Dia jadi komandan sekaligus kokinya, Winna jadi koki, dan aku jadi penguji rasa alias tukang icip-icip. Hehehe. Seperti kata aku sebelumnya, kalau kang Yangqi asik banget pas lagi masak, maka proses masak-memasak saat PLDC XIII kemarin cukup memberi memori yang keren karena saat di rumah ataupun di kampus aku jarang sekali masak.
Inilah kang Yangqi J    

pemakan segala -___-

cakepan perahu daripada si akang, hehe

Kenapa mereka jadi duo maut begitu? Soalnya kemana-mana bareng mulu. Kelakuannya sebelas dua belas. Kalau mereka udah disatukan, aduh udah deh. Para korbannya jadi pada males hidup pokonya. Duo maut ini sukses banget kalo jadi pelawak, perusuh, pemberontak, pembocor rahasia, penganiaya,  penyemarak, dan pemberi kehidupan di Sekre Caldera.

Harapanku selalu buat mereka, semoga mereka juga sukses terus dalam setiap segmen kehidupan mereka, sekarang ataupun nanti, dan dimanapun mereka berada. Meski menyesal telah mengenal mereka, tapi aku ga nyesel telah membuat mereka menyesal telah mengenal aku. Hahahahaha

Tinggal Satu Lagi


photo : http://yalun.files.wordpress.com/2008/10/e-coli.jpg

Lagi bersantai di rumah, nonton sinetron murahan, mulut ngeces kemana-mana karena lapar kronis dan Mama belum pulang untuk bawa makanan.

Oke, kita akhiri prolog ga jelas ini.

Kamu pasti pernah nonton iklan cairan antiseptik? Ga pernah? Bagus. Kamu berarti seseorang yang pasti nilai matematikanya selalu dapet Sembilan. *apa pula ini

Sebut saja nama produk ini “bling bling”. Dalam iklan si bling bling ini terdapat adegan dimana seorang anak cowo abis ujan-ujanan terus disuruh mandi sama ibunya. Si ibu dengan inisiatifnya nuangin satu tutup botol cairan antiseptik bling bling itu ke dalam bak mandi sambil memasang ekspresi wajah senang. Si anak pun mandi dengan gembira sambil loncat-loncat kegirangan karena badannya jadi bau karbol akibat ulah ibunya mungkin ? Tapi yang menarik dari iklan tersebut adalah ketika ada bagian yang memperlihatkan perbandingan penggunaan cairan antiseptik bling bling dengan produk lain. Diperlihatkan bahwa kuman yang dibilas dengan produk lain tidak akan mati terbunuh. Sedangkan kuman yang dibilas dengan bling bling ludes, dan menyisakan satu biji kuman. SATU BIJI itu APA MAKSUDNYA ? 

Bukannya kalo bakteri begituan kan cara perkembangbiakannya bisa dengan fragmentasi atau pembelahan diri? Kalo si kumannya disisain satu lagi, berarti dia masih ada potensi untuk beranak pinak. Atau mungkin karena habis dibilas bling bling, daerah yang disiram jadi steril sehingga si SATU BIJI kuman ini pingsan, koma, atau apapun pokoknya dia deactivated. Tapi suatu saat dia pasti bangkit lagi dengan dendam selangit dan kekebalan terhadap si bling bling serta bakalan  menyerang si Pengguna bling bling secara gerilya namun mengerikan. *jadi kayak film perang -_-

Tapi yang jelas, apa maksudnya si tukang Iklan cuma nyisain SATU BIJI kuman yang sanggup bertahan saat dibilas bling bling ? Apa dia mau mengatakan bahwa sebenarnya produk tersebut tidak mampu membunuh kuman secara total? Atau bling bling mau ceritain bahwa satu kuman yang tersisa adalah Raja Kuman yang terlalu kuat dan bling bling hanya bisa membasmi antek-anteknya?
Dih, absurd banget.

Kalau saya jadi pengonsep iklannya, saya mau kasih dua pilihan.

Pertama, tidak ada kuman yang tersisa setelah dibasmi bling bling. Oke produk ini bakal dibilang efektif. Tapi konsekuensinya, masyarakat akan memandang bling bling sebagai produk yang teramat ekstrim kandungan kimianya sehingga kerajaan kuman ludes dibasmi begitu. 

Kedua, ada kuman yang tersisa. Tapi NGGA CUMA SATU. Satu itu terlalu nanggung, kenapa ga sekalian ini produk nendang satu kuman terakhir itu ?

KENAPA SIH GA BISA BUAT NENDANG SATU KUMAN DOANG setelah dengan dahsyatnya membinasakan koloni kuman raksasa itu?
Jadi inget juga sama iklan cairan karbol dan sampo anti ketombe yang menjanjikan produknya efektif 99%.

IH.
TINGGAL SATU PERSEN LAGI COOOY!

Kenapa tidak memaksimalkan produknya hingga 100%? Kenapa tidak membunuh satu kuman lagi yang tersisa?
99% itu seperti mengatakan kepada saya bahwa produk ini bisa bekerja 100% tapi dikurangi 1% keraguan si pembuat produk yang kurang yakin dengan kemampuan produknya dan ketakutan akan menipu publik. Sehingga dibuatlah nilai 99. Si pembuat bling bling tahu bahwa produknya efektif membunuh kuman, tapi dia takut jika ternyata produknya tidak sehebat itu. Sehingga ia menyisakan satu biji kuman dan dengan bangga mempublikasikan produknya yang sanggup membunuh BANYAK kuman, bukan SEMUA kuman.
Tanggung banget ga sih ? Ga memaksimalkan satu persennya lagi sehingga Be ONE HUNDRED Percent seperti kata slogan salah satu minuman isotonik.

Dipikir-pikir, manusia juga kadang-kadang kayak begitu. Manusia yang kayak gimana?

Manusia yang telah keras berjuang serta terus di-PHP-in dan akhirnya menyerah karena dia lelah. Justru ketika kesuksesan ada di depan mata, dan dia tinggal memantapkan maju satu langkah lagi, eh dia malah berbalik dan kemudian lari menjauh. Dia bisa jadi 100% tapi dia memutuskan untuk tidak menjadi 100%. Mungkin karena sudah terlalu lelah, dan yang terutama: harapannya telah redup.

Contohnya orang yang gali tanah buat cari batu permata. Ketika lagi getol-getolnya menggali, terus semangat, dan tiada lelah. Tiap dia ingin berhenti menggali, dia meyakinkan dirinya kalo batu intannya udah bentar lagi ketemu. Harapannya masih menyinari hatinya. Terus aja begitu, karena terus menerus kecewa – intannya belum ketemu mulu – perlahan harapannya meredup, dan akhirnya dia nyampe di satu titik : Dia udah CAPE, ga ada tenaga, dan ga peduli nemu intannya atau nggak. Udah. Terus cangkulnya dilempar gitu aja. Dan dia pergi. Padahal 50 cm dari lapisan tanah terakhir yang dia gali, beberapa buah intan tengah menunggu untuk dipungut. Ironis kan ya ?

Itu contoh fiktif. Contoh nyatanya, saya punya temen seorang mapala dari sebuah PTN beken di kota Bandung. Sebut aja namanya Zahra. Zahra pernah cerita ke saya tentang diklat organisasi PA-nya. Pas menjalani masa lapangan yang melelahkan, ada seorang temannya yang mengundurkan diri dari diklat. Pengunduran diri itu dideklarasikan tidak lama setelah panitia mengumumkan bahwa masa lapangan ditambah beberapa hari lagi. Panitia dan teman-teman sesama peserta diklat membujuk dia untuk  tetap bertahan. Tapi, dia udah ga mau nerusin, udah ga sanggup. Akhirnya, panitia pun melepas dia meski ga rela. Eh, ternyata besoknya peserta diklat yang tersisa dibawa longmarch pulang ke kampus untuk dilantik. Zahra dan peserta yang lain pun dilantik karena lulus masa lapangan. Temannya yang menyatakan mundur pun datang saat pelantikan dan bahkan membawakan pizza untuk rekan-rekan seperjuangannya..…yang sanggup lebih lama bertahan.   

Putus asa, temannya Zahra keburu putus asa, harapannya meredup mendengar bahwa masa lapangan itu ditambah lagi. Ada yang menguji keteguhan hatinya : kerinduan untuk pulang ke rumah. Namun sayang, alih alih dia melaju satu langkah lagi, dia malah berbalik dan berjalan menjauhi tujuannya yang tinggal sedikit lagi tercapai.

Manusia mungkin tidak pernah tahu kapan mereka sampe di tujuan. Kita hanya tahu seberapa jauh kita telah berjalan. Ada kalanya kita ingin menyerah, tapi harapan di hati terus meletupkan semangat, sehingga tubuh kita bertahan untuk terus melanjutkan perjalanan.

Ketika rasanya kita belum sampai ke tujuan, dan jalan di hadapan ternyata banyak menghadirkan rintangan dan bahaya, ada baiknya kita harus berhenti sejenak. Patut dipikirkan apakah kita harus tetap melanjutkan perjalanan, atau mencoba jalan yang lain sebagai alternatif yang lebih baik. Jujur, memang sulit sekali menjadi orang yang PANTANG MENYERAH, rasanya setengah mati berjuang mempertahankan agar bara harapan di hati tidak pernah mati. Kesulitan inilah, mungkin yang menjadi alasan mengapa orang sukses di dunia ini sangat sedikit. Karena hanya sedikit orang yang mau untuk pantang menyerah. Tapi ketika hati ini tidak ragu untuk terus melanjutkan langkah, maka sukses sudah digenggam.

Barangkali diantara temen-temen saat ini ada yang sedang berjuang meraih suatu tujuan ? Silahkan diperjuangkan sampai akhir. Semaksimal mungkin, seniat mungkin. Ini menyangkut totalitas dalam perjuangan meraih apa yang menjadi tujuan kita. Kalau ga niat meraih tujuan, lalu kita hidup buat apa lagi?

Jika terlalu banyak rintangan yang menghalangi, ada Tuhan sebagai tempat konsultasi terbaik untuk mengambil keputusan : terus menyusuri jalan itu, atau mencoba jalan lain yang lebih baik. Yang penting doa dan tawakal, juga semangat, dan terus berbuat baik. Karena tujuan hidup harus dicapai, dan hidup ini cuma sebentar. J

Jadi, saya pikir. Jika si bling bling ingin membasmi satu kuman lagi yang tersisa, maka bilas lagi aja daerah tersebut. Sekoloni kuman aja mampus, apalagi cuma satu biji ini..
Saya juga ngerti kenapa ahli kesehatan kebanyakan menganjurkan agar tiap keramas dilakukan dua kali proses pencucian. Karena sampo hanya efektif 99%, maka dua kali pencucian akan menjadikannya efektif 198%, hahaha

Salam Semangat :D