Senin, 16 Maret 2015

Lagi Ga Jelas

Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.

Gue mau nambahin poin dari quote diatas.
‘Dibalik kemudahan muncul kesulitan’

Hahaha. Udah nyebelin belum?
Iya. Bayangkan.

Jaman dulu, orang cuma punya kaki untuk berpindah tempat. Simpel. Kesulitan masih simpel. Paling kaki lecet doang kebanyakan jalan. Tapi banyakan dampak positifnya kan, seperti tubuh yang semakin bugar.

Nah, kemudian Nikola Tesla menemukan motor yang mengubah dunia. Karena dengan begitu, kita makin mudah berpindah tempat. Intinya, motor ini memberikan kemudahan pada kita untuk bergerak. Tapi kesulitan yang ditimbulkan? Macet, abis duit beli bensin, tabrakan(nah loh), kena tilang, global warming, obesitas(karena kurang gerak). Oalaaahhh..

Atau, contoh lain. Dulu orang kalo mau menghubungi seseorang nun jauh di seberang sana, susaah banget harus lewat surat, terus dikirim ke kantor pos, terus nungguin balesan berhari –hari. Nah, kemudian seseorang menemukan ponsel yang mencengangkan dunia lagi. Dengan ponsel, kita bisa menghubungi seseorang nun jauh disana dalam hitungan detik. Terus ponsel berkembang menjadi android, windows phone, dan bla bla bla, yang memberikan segudang aplikasi edan yang bikin ita makin cinta ama gadget-gadget ini. Wah, hidup serasa dimudahkan dengan kehadiran smartphone ini. 
Tapi, lu pasti jadi jarang kumpul langsung ketemu ama temen lo. Iya lah kan gampang udah ada LINE. Atau kalau lagi kumpul ama temen lo juga, malah sibuk di Wasaap buat chat ama gebetan. Lu tau gak kalo efek radiasi dari ponsel itu bisa bikin telor mentah jadi mateng. Kalo efeknya buat manusia, bisa bikin kanker. Terus smartphone juga bisa bikin degradasi kemanusiaan lo, alias lo lebih peduli ama hengpong daripada bertemu sama orang2 yang deket sama lo. Nah loh. Belum abis pulsa, hahahaha ini mah curhat.

Internet memberi kemudahan untuk mengakses berbagai informasi dari seluruh dunia dalam sekejap padahal lo Cuma ngetik keyword dikit. Mudah banget kan? Mudaaaah banget. Penemu internet pasti berharap internet dapat memberi manfaat buat segenap umat. Tapi apa kesulitan di balik kemudahan itu?

Penipuan onlen lebih dahsyat efeknya daripada penipuan langsung karena segala informasi di internet bisa dimanipulasi. Dan korban lo bisa dari seluruh dunia. Cyber-bully adalah salah satu penyebab bunuh diri terbesar di Jepang saat ini. Lo bisa maki – maki orang tanpa dia tahu elo siapa.

Yaaaahh disaat kita diberi kemudahan untuk berbuat baik, pasti ada kesempatan untuk berbuat jahat.

Dan dibalik kesulitan ada kemudahan, maka kemudahan pun akan memunculkan kesulitan.

Sekian intermezzo sore hari ini.
16 Maret 2015


Selasa, 10 Maret 2015

Masih Lama ?


Kuliah Fiskom pagi ini, entah mengapa, menimbulkan semacam percik - percik api radikal dalam kepala gue. Dalam intermezzo awal, dosen gue itu menjelaskan mengenai sejarah fisika secara singkat. Dia membagi masa berdasarkan kemajuan ilmu fisika, khususnya mekanika (ilmu tentang gerak - gerak benda). Berikut ini gue buat skema penjelasan dari bapak dosen, ditambah dengan info dari mbah Google biar makin lengkap.

2400 SM - abad 16 > Batas antara dunia purba dengan lahirnya Fisika Klasik.
Abad 16 - Abad 17 > Masih jaman sesat penganut Geosentris.
Abad 17 - Abad 18 > Aktor : Galileo, Copernicus, Newton. Geng penganut heliosentris. Newton memformulasikan tiga hukum gerak paling termasyur (Meledaknya Fisika Klasik). Fisika klasik dianut para ilmuwan sampai akhirnya mereka menemukan bahwa fisika klasik tidak bisa diterapkan pada fenomena mikroskopik. Ketidakpuasan para ilmuwan terhadap pelayanan Fisika Klasik menyebabkan dirintisnya Fisika Modern.
Abad 18 - Abad 19 > Aktor : Einstein, Niels Bohr, Max Planck. Pelopor era Fisika Modern. Einstein dianggap sebagai ilmuwan terbesar Fisika dengan teori relativitasnya yang meramalkan adanya Theory of Everything yang lagi nge-hits di kalangan ilmuwan. Teori segalanya, ya menjelaskan segala-galanya semesta ini (lu bisa cari teori ini di internet. Hehe).



Nah, setelah belajar sejarah, seketika pikiran gue bergejolak.
Gue merasa ga setuju kalo Einstein adalah ilmuwan terbesar. Karena ternyata, sampai saat ini alam semesta masih hanya digambarkan dengan pendekatan - pendekatan yang ditentukan dari solusi analitik yang dibuat praktis. Bingung ye ? Contoh deh dari kuliah Fiskom pagi ini, saat dosennya jelasin tentang pendulum. Dia bilang kalo model matematis pendulum secara umumnya itu mengabaikan gesekan udara dan gaya luar sehingga persamaan yang diperoleh terbilang simpel. Kerumitan terjadi kalo lu masukin itu hambatan udara sama gaya eksternal. Belum lagi kalo lu iseng nambahin pengaruh ketinggian tempat dan suhu ruangan. Dalam hidup, lu ga bisa prediksi kapan ada gaya eksternal menghampiri lo, lu juga ga tau apakah gaya eksternal itu akan mendukung lo, atau melemahkan lo. Hidup itu ga simpel dan ga bisa lo prediksi. See ? Makanya, Fisika itu mudah kalo lu udah tahu rumitnya hidup. Sori2 jadi rada berfilosofi. Hehe

Gue tiba - tiba berpikir kalo mungkin saja Einstein adalah pembuka gerbang pendakiannya. Toh dia sebagai pelopor, maka penerus - penerusnya yang akan mendaki perjalanan selanjutnya. Gue yakin di masa depan akan lahir seorang ilmuwan terbesar (bener2 terbesar, forever ever after) yang dengan kejeniusannya dia akan mendekati puncak ilmu pengetahuan. (hanya mendekati, karena gue berpikir kalau Tuhan-lah yang ada di puncaknya)

Katanya, entah kata siapa, yang jelas gue pernah denger hal ini dari seseorang, semua ilmu pengetahuan di muka bumi ini akan mengerucut ke satu titik yang paling krusial, yaitu Tuhan.
Kayaknya bisa jadi iya. Yang gue yakini, semua fenomena alam di jagad raya ini merupakan rahasia Tuhan, karya Tuhan. Selama ini para ilmuwan berusaha memecahkan berbagai fenomena itu ke dalam persamaan matematis, pemodelan, simulasi, hanya untuk mengerti tentang ruang ini, asal muasal tempat mereka menjejak kaki, menghela nafas, dan akhirnya menuju ke satu tujuan, mengungkap Tuhan.

Terus, pikiran gue melayang ke pemikiran lain. Butuh waktu 18 Abad (itu pun sesudah masehi) untuk ilmuwan menemukan mekanika dalam atom, maka butuh berapa lama lagi untuk manusia berhasil menjelaskan semua fenomena alam ini dalam persamaan matematis yang real, sebenarnya, bukan pendekatan? Mungkinkah Tuhan membiarkan kiamat datang ketika manusia belum memahami alam ciptaanya? Mungkinkah Tuhan membiarkan kita semua binasa sedangkan rahasia - rahasianya masih mengerling meminta untuk diungkap? Mungkinkah kiamat masih lama?
Itu muara pemikiran saya. Mungkinkah kiamat masih lama?

Senin, 9 Maret 2015
204

Senin, 02 Maret 2015

Dari Sang Hiperbola

Sejak sebelum kita berada di jalan yang berbeda, aku selalu bersyukur.
Dan hingga kini kita ada di arah yang berseberangan, aku masih bersyukur. Akan selalu bersyukur terhadap haluan yang pernah kita tempuh, dengan arah tatap yang sama, dengan derap langkah yang serupa.
Aku tidak ingin menyesal atas apa yang belum kita lalui di waktu kemudian, karena aku terlalu bersyukur.
Aku tidak ingin nestapa atas apa yang sudah diperlakukan olehku padamu, karena aku terlalu bersyukur.
Aku tidak ingin menjadi harapan tak berujung atas kisah – kisah nafasmu, karena aku terlalu bersyukur.

Dan demi kata syukur yang tiada habisnya, dan ucapan terima kasih yang tiada lekangnya, semoga engkau dapat menghirup nafas dengan tenang, dapat hidup dengan penuh sayang, sumpahku demi Tuhan.