Saya nulis postingan ini, mungkin konteks
ceritanya tentang hari jadi saya yang ke dua puluh. Tapi saya tulis ini sebagai
bentuk persembahan untuk mereka, sahabat-sahabat saya yang memalukan, tapi
membuat saya bangga telah mengenal mereka. :)
Lagi-lagi pulang
ke kosan dengan kondisi abnormal.
H+1 20 tahun,
pulang ke kosan dengan badan dan baju basah kuyup, bau dan menjijikkan karena
diceburin ke cekdam Unpad dengan hinanya oleh para antek-antek POM (Pekan
Olahraga Mipa) 2014.
H+3 20 tahun, pulang
ke kosan dengan badan dan baju basah kuyup, ekstra dangdut karena disemprot
glitter alay sama Winna dan Baper dan para pasukan-pasukan himpunan lainnya.
Ah Tuhan.
Saya merasa
aneh. Di usia yang udah masuk kepala dua ini (berasa tua -_-), Engkau masih
memberiku kesempatan untuk ‘dianiaya’ di hari kelahiran saya. Meski udah ga
pake sandiwara-sandiwaraan lagi, tapi tetep aja klik banget penganiayaannya.
Hal-hal sederhana seperti menceburkan orang ke cekdam, menyiram orang dengan
air bekas cuci piring, menyemprotkan glitter alay, colek-colekkan muka pake whipped cream, dan aksi ‘sadis’ lainnya,
seakan kembali merefresh mental
kanak-kanak saya. Perasaan menjadi anak-anak itu, adalah salah satu anugerah
Tuhan yang amat saya syukuri karena dapat merasakannya dengan bahagia – yang
entah mengapa saya takut kehilangan perasaan itu.
Saya memang
menantikan kedewasaan berkembang dalam diri saya. Namun saya enggan melepas
masa kekanak-kanakan saya ini. Seakan itu adalah aset yang sangat berharga
dalam hidup saya, aset yang dapat membahagiakan saya dalam beberapa waktu. Dan
saya teramat bersyukur telah menjadi bagian dari lingkungan tempat saya
sekarang. Lingkungan yang dapat melatih kedewasaan pemikiran saya, tapi tetap
dapat memelihara mental kanak-kanak saya. Kadang saya begitu takjub dengan
orang-orang di sekeliling saya yang begitu hebat, begitu dewasa namun tiba-tiba
berada dalam kebocahannya. Mereka yang tahu saat dimana mereka menjadi begitu
kuat, dan saat dimana mereka menjadi memalukan. Hahahhaa
Dan dari hasil
H+1 dan H+3 20 tahunan saya, muncul saja perasaan semacam takut. Takut akan kehilangan
mereka. Barangkali saya takut kehilangan pikiran kanak-kanak saya, karena
mereka lah yang membantu saya untuk tetap mempertahankan pola pikir seperti
itu. Tapi lebih dari sekedar itu, saya bersyukur telah mengenal mereka. Kalau
bahasa so sweetnya, ada suatu ruang khusus di tubuh saya yang mereka termasuk
ke dalamnya. Wkwkwk lebay yaa. Ah Tuhan.
Saya merasa
malu. Mungkin mereka berharap saya nraktir mereka makan, atau jalan-jalan ke
tempat wisata yang asyik untuk merayakan 20 tahunan saya. Tapi maafkan saya
yang begini. Yang belum bisa memberi apa-apa, padahal kalian sudah memberi
banyak pada saya. Saya hanya dapat berdoa dalam hati, semoga Tuhan membalas
lebih banyak budi baik kalian selama ini terhadap saya, dan semoga saya bisa
membahagiakan kalian suatu saat nanti. Terima kasih karena selama ini telah
menerima saya apa adanya. Saya ini memang pelupa. Tapi saya tak sudi melupakan
kalian. Bukan Sweet Seventeen yang menakjubkan,
tapi Crazy Twenty yang mencengangkan.
Sahabat-sahabat yang aku kasihi, Tuhan yang Maha Agung yang telah mengirimkan
kalian dalam hidup saya. Alhamdulillah.
kereeeen :')
BalasHapusngahahha
BalasHapus