Karena orang – orang yang kita
cintai, kita sering kali begini.
Karena orang – orang yang kita
cintai, kita sering kali mengabaikan rasa lelah. Bahkan beberapa kali
menyembunyikan patah hati. Hanya untuk memastikan agar dia tetap ada di samping
kita. Agar kita tetap bisa menatap matanya, dan meyakinkan diri, inilah cinta.
Sering kali juga kita mengalah.
Bukan untuk menerima kalau kita kalah, hanya untuk menjaga agar hubungan kita
tetap indah. Kita menerima dia yang sedang kesal. Tak jarang dia malah marah –
marah. Kita tetap saja mengalah. Ini bukan untuk menunjukkan kita lemah, tapi
untuk mengajarkan beginilah cinta bersabar.
Mungkin benar begini. Bahkan saat
kata – kata orang lain menyudutkan kita, kita sama sekali tidak peduli dengan semua
itu. Bagiku, inilah cintaku. Inilah yang ingin ku perjuangkan. Peduli apa
denganmu yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya hati dan jantung terjerat
rindu. Kita mengabaikan segala ejekan, celaan, juga nasihat – nasihat yang
menggurui, seolah mereka orang – orang paling bahagia dalam hidupnya.
Begitulah cinta. Ia mengajarkan
kita pelan – pelan untuk berjalan. Dengan
segala pedih yang pernah kita perjuangkan. Dengan segala pandangan orang
yang tak pernah kita pedulikan. Setelah kita kuat berjalan, kita selalu tahu,
apakah ingin meninggalkan atau tetap bertahan.
Kita selalu punya sisi bahagia.
Bahkan pada cinta yang mungkin saja disebut orang – orang sebagai sebuah
kesalahan. Dan pada akhirnya, kita hanya
perlu menarik nafas dalam – dalam, lalu melepaskannya. Kita berhasil melewati
semuanya. Sendiri atau berdua. Patah hati atau saling mencintai. Semuanya akan
jadi cerita yang kita kenang kala tua nanti. Dan kembali mengenang saat
pahitnya berjuang hanya untuk merasakan, beginilah cinta.
26 Oktober 2014
Catatan Seorang Teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar