Selasa, 07 April 2015

Tempat Sampah

Nyaman itu lebih berbahaya daripada cinta.
Kata temen gue kayak gitu.

What? Rasanya, tidak sependapat. 
Dan sepertinya konsep ini juga yang dipahami beberapa orang, yang menjadikan gue tempat sampah mereka, membuang keluh dan resah mereka. Tentang apalagi kalau bukan masalah hati.  

Mulanya, mereka bilang kalau orang yang mereka cintai itu berbeda dengan orang yang mereka rasa nyaman. Rasa sayangnya beda. Kalau ke orang yang lo cinta, elo rela lakuin apapun buat dia meski itu ga menguntungkan buat lo. Tapi kalo ke orang yang lo rasa nyaman, elo bisa jadi diri sendiri. Elo selalu merasa ingin sempurna ketika berhadapan dengan orang yang lo cintai, tapi di sisi berseberangan lo ga takut memperlihatkan kelemahan lo di depan orang yang lo rasa nyaman. Yah, intinya beda aja antara kedua perasaan itu. Oke. Gue menahan percik ingin membantah: Awas. Bisa saja menjebak.
Tapi gue ingin melihat babak selanjutnya.

Dan akhirnya?
Mereka jatuh cinta pada orang yang mereka rasa nyaman. Bahkan, rasanya lebih dalam.
Geeezzz.

Kata – kata menjadi sekedar prasasti, ketika perasaan akhirnya menjadi jawara. Gue terkesima dengan runtuhnya prinsip mereka, hanya karena sejumput rasa bagai dibuai yang disebut nyaman. Plis, guys. Karena itu kenapa tidak hati – hati sejak semula? Sejak semua berawal dari mengkotak – kotakkan seseorang ke dalam kasta ‘orang yang dicintai’ dan ‘orang yang membuat nyaman’? Kenapa?

Hingga akhirnya gue ragu dengan konsep ‘cinta’ yang mereka kobarkan. Kenapa bisa ada nyaman dan cinta? Kenapa tak bisa nyaman dengan orang yang dicintai? Mungkin itu bukan cinta. Hanya semu keterikatan. Entah gue bacot apa, tapi gue yakin kasta yang mereka maksud itu bukan ‘cinta’. 

Belum cinta kalau belum bisa nyaman sama dia. Itu namanya terikat.
Belum cinta kalau belum menerima dia apa adanya. Itu namanya nafsu.
Belum cinta kalau selalu berharap dia bisa bikin lo bahagia. Itu namanya ego.
Belum cinta kalau ada orang lain yang masih bisa mengisi ruang hati lo yang lain. Itu namanya khianat.

Cih. Gue ngomong apa. Hahaha yaudah lah yaa.. Gue doain, kita semua bertemu, bahagia, bersama, dengan cinta sejati kita. Jiaaahhhh..


8 April 2015. 11.28.
Lampu perpus mulai dimatiin, isyarat mengusir secara halus.


3 komentar:

  1. Pada dasarnya setiap orang punya pendapat masing-masing bro
    (rara)

    BalasHapus
  2. mau berpendapat juga, kedua rasa itu sama2 berbahaya jika dikenakan pada orang yang belum layak untuk dicintai atau pun diberi kenyamanan :)

    saran aja, tak perlu memupuk rasa itu, biarkan dia gugur atau tumbuh dalam sunyi atas kehendak sang Pemilik rasa. Sabarlah menunggu hingga Alloh persembahkan ia dengan jalan terbaik yang Dia ridloi. Jangan biarkan ia tumbuh subur mengakar dalam sebelum Dia ridloi. Bisa jadi yang terbaik yang telah Dia persiapkan bukanlah pada apa yang telah terpelihara. Dapatkah kau membuang semua rasa hingga tak ada sedikitpun serabut yang tertinggal?

    Semoga kita semua mendapatkan pendamping dunia akhirat yang menyamankan dan mencintai karena dan atas ridlo Nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Dapatkah kau membuang semua rasa hingga tak ada sedikitpun serabut yang tertinggal?" teh sitmil keceee :')

      Hapus