“Elu menang Fin!”
“Ciye selamat yaaa .. ”
“Selamat Arfin .. keren banget!”
Sorak sorai penonton menyibakkan
keheningan yang semula menggelayuti aula besar ini. Mata lelaki itu makin
berkunang-kunang. Pengumuman juara lomba menulis puisi tingkat nasional baru
saja diumumkan. Dialah pemenangnya, karena nama dia yang dipanggil oleh MC
sebagai sang juara.
Sial. Mengapa bisa menang? Batinnya panik.
Semua orang di dalam aula memberi
tepuk tangan yang meriah. Termasuk seorang gadis yang duduk di sudut aula.
Gadis yang memandang berbinar kepada kemenangan lelaki itu. Gadis yang tidak
tahu bahwa salah satu puisinya telah dicuri oleh seseorang yang curang,
menginginkan kemenangan tanpa perjuangan.
“Kepada sang juara, kini
dipersilahkan untuk membacakan karya puisi fenomenalnya di depan semua hadirin!
Tepuk tangan yang meriah untuk Pujangga baru kita, Arfin Putra Darmaji!”
kata-kata penuh semangat dari MC disambut dengan tepuk tangan yang membahana
hingga ke langit-langit aula. Tapi, lelaki itu, merasakan pandangan matanya tiba-tiba
menjadi gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar